Alamat:
Asrama At-Tawakal, Pondok Pesantren Cipasung, Cipakat, Singaparna, Kab. Tasikmalaya
Alamat:
Asrama At-Tawakal, Pondok Pesantren Cipasung, Cipakat, Singaparna, Kab. Tasikmalaya
| Aspek | Pertanyaan Kritis | Tujuan | Penjelasan Singkat & Contoh |
|---|---|---|---|
| Ontologi | Apa hakikat pendidikan Islam? | Menentukan dasar keberadaan dan realitas pendidikan Islam | Pendidikan Islam tidak sekadar aktivitas formal di kelas. Hakikatnya adalah proses memanusiakan manusia secara menyeluruh: jasmani, akal, ruhani, dan moral. Seperti menanam pohon, bukan hanya menyiram daunnya, tapi merawat akar dan batang hingga tumbuh kokoh dan berbuah. Pendidikan Islam adalah ibadah, bukan sekadar formalitas sosial. |
| Epistemologi | Bagaimana pengetahuan pendidikan Islam diperoleh? | Menentukan sumber dan validitas ilmu pendidikan Islam | Sumber pengetahuan dalam pendidikan Islam berasal dari wahyu (Al-Qur’an dan Hadis), akal sehat, dan pengalaman manusia. Ini berbeda dari epistemologi Barat yang kadang mengesampingkan wahyu. Dalam Islam, guru bukan hanya penyampai info, tapi penerus cahaya nubuwah. Maka belajar itu seperti menyalakan lilin dari pelita sebelumnya—harus dari sumber yang sahih. |
| Aksiologi | Untuk apa pendidikan Islam dilakukan? | Menentukan nilai, tujuan, dan etika | Tujuan pendidikan Islam bukan hanya mencetak pekerja, tapi hamba yang mengenal Tuhannya dan berkontribusi pada kemaslahatan. Nilai utama: adab, kejujuran, keikhlasan, dan tanggung jawab. Maka murid tak dinilai dari nilai ujian semata, tapi juga dari bagaimana ia bersikap pada ibunya, menyapa tetangga, dan jujur walau tak diawasi. |
Ontologi: Seperti bertanya “Apakah pohon itu benar-benar pohon?”—kita bertanya, “Apakah pendidikan itu benar-benar pendidikan, atau cuma simulasi sekolah?”
Epistemologi: Seperti ingin tahu resep asli nasi goreng yang enak, kita tanya: “Dari mana sebenarnya datangnya ilmu pendidikan Islam? Bolehkah kita campur dengan resep yang bukan dari dapur Islam?”
Aksiologi: Seperti menyetir mobil, kita tak hanya tahu cara gas dan rem, tapi juga ke mana arahnya. Maka kita harus tanya: “Pendidikan ini mau dibawa ke mana?”